Click 3

Thursday, 22 August 2013

Oh My God.....



Jika produk riil berpindah tangan dengan cara ditukarkan dengan mata uang. Lalu mata uang berpindah tangan dari sektor finansial ke sektor riil ditukar dengan apa...?
Tidak ditukar dengan apa2..., mata uang masuk ke sektor riil dengan cara DIPINJAMKAN alias DIKREDITKAN atau DIHUTANGKAN.... Padahal mereka tinggal ngeprint low...... !? Dibagikan gratis pun sebenarnya bisa, kaya main monopoli itu....   Iya, beneran.....
Tapi kenapa dihutangkan....?
Ya, sektor riil yang mempunyai “barang dan jasa sungguhan” justru lebih miskin dan berhutang kepada sektor finansial. Padahal sektor finansial hanya punya kertas yang diberi gambar pahlawan dan ditulisi angka..... dan merekalah yang disebut “rojo koyo”.... rajanya kekayaan....
Jadi masyarakat berhutang kepada bank sirkulasi, lalu bank tersebut berhutang kepada bank sentral. Bank sentral, tinggal ngeprint sebanyak yang dia mau brow......
Karena hutang harus dibayar, maka kemudian masyarakat membayar hutang ke bank, dan bank membayar hutang ke bank sentral. Bank sentral, profitnya buat apa yach....?
Atau aliran yang kedua, pemerintah pinjam uang ke bank. Lalu diberikan kepada masyarakat, baik itu berupa gaji pegawai pemerintahan atau sebagai bayaran dari tender proyek pembangunan. Dan ingat, pemerintah hutang kepada bank low..... Pernahkah anda mendengar hutang nasional, yang totalnya mencapai triliunan rupiah....?
Jadi pada gilirannya nanti pemerintah harus membayar hutang itu kembali kepada bank. Lalu bank membayar hutangnya kepada bank sentral.
Tapi darimana pemerintah mendapatkan mata uang untuk membayar hutangnya....? Tentu saja dari rakyatnya, dengan cara memungut seabrek pajak....
Jadi sebenarnya yang membayar hutang pemerintah adalah rakyat, termasuk anda dan saya.... GUBRAK.....!?#@%
Anda pikir pajak itu untuk pembangunan....? Tidak...!!!  Hanya sebagian kecil yang kesitu, sebagian besar buat bayar hutang gitu loh....  Lalu mata uang untuk pembangunan dari mana....? Hutang lagi gitu loh....
Oleh karena itulah hutang pemerintah terus membengkak dari tahun ke tahun....
Dulu, sebelum krisis tahun 97-98 terjadi, pemerintah boleh meminjam langsung ke bank sentral. Tapi setelah krisis, yang kemudian katanya terjadi kasus BLBI, maka aturan mainnya mereka ubah. Mungkin dulu pembagian uangnya kurang merata, jadi ada yang protes.... :-)  Aturan mainnya mereka ubah dengan menggunakan UU 23/1999.
Berikut cuplikannya....
UU 23/1999
Pasal 56
(1)  Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada Pemerintah.

Setelah itu pemerintah hanya boleh berhutang melalui bank yang ada di bawah bank sentral – skema di atas. Dan jika bank itu kekurangan dana, maka dia akan pinjam ke bank sentral....
Lucu yach, kayaknya sama saja...., cuma tambah muter2 aja. Cape dech....
Lihat ini, rekor utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000 yang saya dapat dari SINI....


  • Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
  • Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
  • Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
  • Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
  • Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
  • Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
  • Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
  • Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
  • Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
  • Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
  • Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
  • Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
  • Tahun 2012: Rp 1.975,42 triliun (27,3%)
  • April 2013: Rp 2.023,72 triliun (24%)
  Jangan dibaca.... tambah pusing nanti..... liha aja gambar berikut.... :-)


Naik atau turunkah trendnya....?
Dan hutang itu akan terus mendaki... Bahkan trend pertumbuhannya akan cenderung eksponensial, bukan linier lagi. Jangan harap berkurang, apalagi lunas....
NGGAK MUNGKIN LUNAS....!!!       wani piro....?
Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga April 2013 adalah:
  • Bilateral: Rp 329,46 triliun
  • Multilateral: Rp 225,43 triliun
  • Komersial: Rp 24,43 triliun
  • Supplier: Rp 340 miliar
  • Pinjaman dalam negeri: Rp 1,82 triliun


Lucu kan.... Pinjaman dalam negeri, pemerintah kok pinjam ke negerinya sendiri..... kere amat.....
Bukankah negeri ini dipimpin dan dikuasai oleh pemerintah....?
Ibarat seorang bos pinjam uang ke anak buah untuk menggaji anak buahnya itu....? Gimana coba.....
Bingung tow....... :-)
 
Jika anda belum pusing dengan data utang diatas, Silahkan search di internet dengan keyword yang sesuai. Anda bisa menemukan data akurat yang lebih banyak lagi disana....
Jadi begitu ada bayi yang lahir di Indonesia tercinta ini, dia sudah dibebani hutang. Bayangpun, menangis aja belum bener, sudah dibebani hutang triliunan rupiah..... Dan jika dibagi rata, maka tiap penduduk dapat bagian hutang ± 8,5 juta....  sik asik..... lumayan.....
Apakah anda melihat suatu kejanggalan....?
Sekarang, Perhatikan....!!!
Bank sentral adalah pusatnya segala bank. Bank dibawah bank sentral biasanya disebut sebagai bank sirkulasi. Bank sirkulasi bisa berupa bank investasi ataupun bank komersial. Dan bank sirkulasi bertujuan mendapatkan profit, baik itu swasta maupun milik pemerintah.
Bank sentral    :   bank yang mempunyai kekuasaan untuk mencetak mata uang. Istilah kerennya “Lender of last resort”. Sumber pemberi pinjaman terakhir. Gimana tidak, lha wong dia kalo kehabisan duit tinggal ngeprint....... #?%!!!
Bank sirkulasi :   bank yang bertugas mengedarkan mata uang di masyarakat, dengan cara meminjamkan mata uang yang dia pinjam dari bank sentral atau yang dia kumpulkan dari masyarakat.
Bank komersial :   bank sirkulasi yang meminjamkan mata uang ke masyarakat langsung. Karena tujuannya untuk mendapatkan profit, maka bunga yang dibebankan kepada masyarakat lebih besar daripada bunga yang dibebankan kepadanya oleh bank sentral.
Bank investasi     :   bank sirkulasi yang hanya berurusan dengan bank lain dan institusi keuangan lain, tidak memberikan pinjaman kepada masyarakat langsung.
Bank syariah    :   tidak jauh berbeda dengan bank komersial, hanya namanya saja yang pakai istilah syariah.  
Bank sentral memproduksi mata uang sebanyak yang mereka mau. Tentu saja dengan aturan internal yang biasa mereka sebut sebagai kebijakan moneter, katanya agar uang yang beredar tidak kurang & tidak lebih. Tapi pada dasarnya sama saja, mereka bisa ngeprint uang berapapun yang mereka inginkan.....
Dengan mudah sekali mereka bisa menjadi kaya tanpa melakukan kegiatan yang produktif sama sekali. Yang mereka lakukan hanya ngeprint uang, lalu meminjamkannya dan menarik bunga. Tanpa kegiatan yang produktif, tapi justru merekalah yang paling kaya, karena mereka yang ngeprint uang. Sedang mereka yang ada di lini depan kegiatan yang produktif, biasanya nggak jauh-jauh dari istilah “kere”.....

No comments:

Post a Comment