Jika produk
riil berpindah tangan dengan cara ditukarkan dengan mata uang. Lalu mata uang
berpindah tangan dari sektor finansial ke sektor riil ditukar dengan apa...?
Tidak
ditukar dengan apa2..., mata uang masuk ke sektor riil dengan cara DIPINJAMKAN
alias DIKREDITKAN atau DIHUTANGKAN.... Padahal mereka tinggal ngeprint
low...... !? Dibagikan gratis pun sebenarnya bisa, kaya main monopoli itu.... Iya,
beneran.....
Tapi kenapa
dihutangkan....?
Ya, sektor
riil yang mempunyai “barang dan jasa sungguhan” justru lebih miskin dan berhutang
kepada sektor finansial. Padahal sektor finansial hanya punya kertas yang
diberi gambar pahlawan dan ditulisi angka..... dan merekalah yang disebut “rojo
koyo”.... rajanya kekayaan....
Jadi
masyarakat berhutang kepada bank sirkulasi, lalu bank tersebut berhutang kepada
bank sentral. Bank sentral, tinggal ngeprint sebanyak yang dia mau brow......
Karena hutang
harus dibayar, maka kemudian masyarakat membayar hutang ke bank, dan bank
membayar hutang ke bank sentral. Bank sentral, profitnya buat apa yach....?
Atau aliran
yang kedua, pemerintah pinjam uang ke bank. Lalu diberikan kepada masyarakat, baik
itu berupa gaji pegawai pemerintahan atau sebagai bayaran dari tender proyek pembangunan.
Dan ingat, pemerintah hutang kepada bank low..... Pernahkah anda mendengar
hutang nasional, yang totalnya mencapai triliunan rupiah....?
Jadi pada
gilirannya nanti pemerintah harus membayar hutang itu kembali kepada bank. Lalu
bank membayar hutangnya kepada bank sentral.
Tapi
darimana pemerintah mendapatkan mata uang untuk membayar hutangnya....? Tentu
saja dari rakyatnya, dengan cara memungut seabrek pajak....
Jadi
sebenarnya yang membayar hutang pemerintah adalah rakyat, termasuk anda dan
saya.... GUBRAK.....!?#@%
Anda pikir
pajak itu untuk pembangunan....? Tidak...!!! Hanya sebagian kecil yang kesitu, sebagian
besar buat bayar hutang gitu loh.... Lalu mata uang untuk pembangunan dari mana....?
Hutang lagi gitu loh....
Oleh karena
itulah hutang pemerintah terus membengkak dari tahun ke tahun....
Dulu,
sebelum krisis tahun 97-98 terjadi, pemerintah boleh meminjam langsung ke bank
sentral. Tapi setelah krisis, yang kemudian katanya terjadi kasus BLBI, maka
aturan mainnya mereka ubah. Mungkin dulu pembagian uangnya kurang merata, jadi
ada yang protes.... :-) Aturan
mainnya mereka ubah dengan menggunakan UU 23/1999.
Berikut
cuplikannya....
UU 23/1999
Pasal 56
(1) Bank Indonesia dilarang memberikan kredit
kepada Pemerintah.
Setelah itu
pemerintah hanya boleh berhutang melalui bank yang ada di bawah bank sentral –
skema di atas. Dan jika bank itu kekurangan dana, maka dia akan pinjam ke bank
sentral....
Lucu yach, kayaknya
sama saja...., cuma tambah muter2 aja. Cape dech....
Lihat ini, rekor utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap
PDB sejak tahun 2000 yang saya dapat dari SINI....
- Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
- Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
- Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
- Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
- Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
- Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
- Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
- Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
- Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
- Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
- Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
- Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
- Tahun 2012: Rp 1.975,42 triliun (27,3%)
- April 2013: Rp 2.023,72 triliun (24%)
Naik atau
turunkah trendnya....?
Dan hutang
itu akan terus mendaki... Bahkan trend pertumbuhannya akan cenderung
eksponensial, bukan linier lagi. Jangan harap berkurang, apalagi lunas....
NGGAK
MUNGKIN LUNAS....!!! wani piro....?
Sementara
rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga April 2013 adalah:
- Bilateral: Rp 329,46 triliun
- Multilateral: Rp 225,43 triliun
- Komersial: Rp 24,43 triliun
- Supplier: Rp 340 miliar
- Pinjaman dalam negeri: Rp 1,82 triliun
Lucu kan.... Pinjaman
dalam negeri, pemerintah kok pinjam ke negerinya sendiri..... kere amat.....
Bukankah negeri ini
dipimpin dan dikuasai oleh pemerintah....?
Ibarat seorang bos pinjam
uang ke anak buah untuk menggaji anak buahnya itu....? Gimana coba.....
Bingung tow....... :-)
Jika anda
belum pusing dengan data utang diatas, Silahkan search di internet dengan
keyword yang sesuai. Anda bisa menemukan data akurat yang lebih banyak lagi
disana....
Jadi begitu
ada bayi yang lahir di Indonesia tercinta ini, dia sudah dibebani hutang.
Bayangpun, menangis aja belum bener, sudah dibebani hutang triliunan
rupiah..... Dan jika dibagi rata, maka tiap penduduk dapat bagian hutang ± 8,5
juta.... sik asik..... lumayan.....
Apakah anda
melihat suatu kejanggalan....?
Sekarang, Perhatikan....!!!
Bank sentral
adalah pusatnya segala bank. Bank dibawah bank sentral biasanya disebut sebagai
bank sirkulasi. Bank sirkulasi bisa berupa bank investasi ataupun bank
komersial. Dan bank sirkulasi bertujuan mendapatkan profit, baik itu swasta
maupun milik pemerintah.
Bank sentral : bank
yang mempunyai kekuasaan untuk mencetak mata uang. Istilah kerennya “Lender of
last resort”. Sumber pemberi pinjaman terakhir. Gimana tidak, lha wong dia kalo
kehabisan duit tinggal ngeprint....... #?%!!!
Bank sirkulasi : bank
yang bertugas mengedarkan mata uang di masyarakat, dengan cara meminjamkan mata
uang yang dia pinjam dari bank sentral atau yang dia kumpulkan dari masyarakat.
Bank komersial : bank
sirkulasi yang meminjamkan mata uang ke masyarakat langsung. Karena tujuannya
untuk mendapatkan profit, maka bunga yang dibebankan kepada masyarakat lebih
besar daripada bunga yang dibebankan kepadanya oleh bank sentral.
Bank investasi : bank
sirkulasi yang hanya berurusan dengan bank lain dan institusi keuangan lain,
tidak memberikan pinjaman kepada masyarakat langsung.
Bank syariah : tidak
jauh berbeda dengan bank komersial, hanya namanya saja yang pakai istilah
syariah.
Bank sentral
memproduksi mata uang sebanyak yang mereka mau. Tentu saja dengan aturan
internal yang biasa mereka sebut sebagai kebijakan moneter, katanya agar uang
yang beredar tidak kurang & tidak lebih. Tapi pada dasarnya sama saja,
mereka bisa ngeprint uang berapapun yang mereka inginkan.....
Dengan mudah
sekali mereka bisa menjadi kaya tanpa melakukan kegiatan yang produktif sama
sekali. Yang mereka lakukan hanya ngeprint uang, lalu meminjamkannya dan
menarik bunga. Tanpa kegiatan yang produktif, tapi justru merekalah yang paling
kaya, karena mereka yang ngeprint uang. Sedang mereka yang ada di lini depan
kegiatan yang produktif, biasanya nggak jauh-jauh dari istilah “kere”.....
No comments:
Post a Comment