Selama ini kita telah
dididik untuk bersaing satu sama lain, demi memperebutkan kertas yang disebut
sebagai uang. Padahal, mereka tinggal ngeprint, tapi kita harus bersaing untuk
mendapatkannya.....
Kita telah termakan
doktrin yang disebut sebagai prinsip ekonomi “Dengan pengeluaran
sekecil-kecilnya, namun pemasukan sebesar-besarnya.”
Pengeluaran apakah yang
dimaksud....? Dan pemasukan apakah yang dimaksud....?
Itu semua hanya kertas....!!!
“Kepercayaan” kita semua lah yang
membuat kertas itu seolah-olah berharga. Kita percaya begitu saja karena
ketidaktahuan kita selama ini. Mau berapa lama lagikah kita terus2an ditipu
seperti ini....? Mau berapa lama lagikah anda mau tinggal dalam kandang perbudakan
yang satu ini....?
Lihatlah sekitar kita....
selama ini kita telah terdidik untuk berkompetisi, untuk bersaing satu sama
lain. Bahkan tidak jarang ada yang melakukan berbagai cara yang dia bisa untuk
memenangkan persaingan itu....
Lihatlah doktrin2 yang ada
diperusahaan saat ini. Mereka menyebut perusahaan lain yang bergerak di bidang
yang sama sebagai “kompetitor” alias “pesaing”. Dan dengan berbagai cara yang
mereka bisa, maka pasar kompetitor harus direbut, kompetitor harus
dikalahkan....
Dan agar kelihatan fair,
mereka buat peraturan hukum perdagangan sebagai penengah/wasit. Dan anda tahu
peraturan itu dibuat untuk apa...?
Tepat sekali.... ? Untuk
dilanggar..... Jika tidak ada peraturan, maka tidak akan pernah ada
pelanggaran.... :-)
Mereka yang kuat biasanya
justru malah membuat hukum sesuai dengan yang mereka inginkan, bukan agar
persaingan menjadi fair.... dan yang paling tinggi dari semua hukum yang mereka
buat adalah undang2 yang melegalkan para penguasa perbudakan untuk memberikan
hutang kepada pemerintah dan rakyat....
Hukum ataupun Undang2
bukanlah kebenaran mutlak, selama ini justru hukum merupakan aturan yang dibuat
untuk melindungi dan melegalkan kepentingan para penguasa perbudakan..... hukum
justru menjadi alat yang mereka gunakan untuk memperbudak dan menundukkan masyarakat
di planet ini....
Lihatlah..... sesuatu yang
disebut sebagai “uang” itu telah memecah belah kita selama ini. Banyak saudara
yang jadi bermusuhan karena lembaran kertas tersebut..., bahkan saling
membunuh. Tak jarang suami istri pun bertengkar demi memperebutkan kertas
itu....
Ter la lu......
Kita adalah saudara, tidak
seharusnya kita bersaing, tidak seharusnya kita berkompetisi dalam kehidupan
ini....
Lantas apa yang harus kita
lakukan...?
Anda bertanya apa yang
harus kita lakukan.....
Seharusnya kita berlomba,
bukan bersaing.... Contest not Competition....
Apa bedanya......?
Dalam kompetisi, kita
menang dengan cara mengalahkan. Sedang dalam perlombaan kita menang dengan cara
menjadi yang ter-.....
Entah itu terbaik, tercepat,
terhebat, dan ter- ter- yang lain..... tapi bukan ter-la-lu ..... :-)
Ambil contoh, pertandingan
sepak bola. Pasti ada wasitnya. Dan bisa anda rasakan, seindah apapun permainan
sepakbola itu, dia akan kehilangan maknanya jika tidak ada goal......
Mengapa.......?
Karena itulah intinya
pertandingan..., menang dengan cara mengalahkan lawan....!!!
Adakah pertandingan lari
marathon....? Adakah pertandingan kecantikan....? Adakah pertandingan menyanyi....?
Dan adakah wasitnya....?
Tentu saja tidak ada......
tidak diperlukan wasit, karena dalam perlombaan para peserta fokus pada
kualitas diri masing2, dan tidak ada keinginan untuk mengalahkan peserta
lain.... mereka fokus untuk menjadi yang ter-..... bukan fokus untuk mengalahkan apalagi menjegal
lawan.....
Sedangkan dalam kompetisi,
belum tentu yang ter- itu menjadi juaranya. Siapa yang bisa mengalahkan lawan,
dialah juaranya. Dan sering terjadi pelanggaran terhadap peraturan. Oleh karena
itulah dibutuhkan wasit, untuk mengawasi para peserta. Tapi itu tidak menjamin
untuk tidak terjadi pelanggaran. Tidak pula menjamin adanya pertandingan yang
fair....
Sebaliknya, dalam
perlombaan tidak dibutuhkan peraturan, sehingga tidak akan terjadi pelanggaran.
Dalam perlombaan hanya dibutuhkan petunjuk, dan peserta yang tidak mematuhi
petunjuk tidak mungkin jadi juara....
Misal, anda ikut lomba
lari marathon.... atau.... balap sepeda aja lah biar ga begitu lelah...., “tour
de java” dengan start dari pelabuhan Merak di Banten dan finish di pelabuhan
Tanjung Perak di Surabaya....
Mantaaaap...... namanya
aja kan tour de java..... :-)
Maka anda dan seluruh
peserta lomba tersebut harus mengikuti petunjuk arah yang sudah dibuat oleh
panitia. Jika anda tidak mengikuti rute yang sudah dibuat, atau tersesat, maka
akan ada panitia yang memperingatkan dan menunjukkan anda rute yang seharusnya.
Namun jika anda tetap nekat menggunakan rute anda sendiri...., ga tahulah anda
sampai finish atau tidak.....
Meskipun demikian, tetap
tidak ada peraturan yang anda langgar. Anda hanya tidak mengikuti petunjuk rute
yang ada, dan otomatis anda terkena diskualifikasi dari perlombaan, maka anda
bukan peserta lomba lagi, dan tidak mungkin jadi juara....
Seperti itu lah petunjuk,
bedakan dengan peraturan.... !!!
Peraturan; wajib ditaati
agar tidak terjadi pelanggaran yang merugikan pihak lain. Sedangkan petunjuk;
wajib ditaati agar tidak terjadi kekeliruan yang merugikan diri sendiri....
Paham....!!!
Jadi pada perlombaan, fokusnya
bukan pada mengalahkan lawan sambil sebisa mungkin mentaati peraturan. Tapi
fokusnya adalah pada kekuatan dan kemampuan diri sendiri, membenahi dan
memperbaiki diri sesuai dengan petunjuk yang ada supaya menjadi yang ter-....
Untuk
menjadi juara dalam berbagai bidang perlombaan kehidupan ini, maka fokusnya ada
pada gajah di pelupuk mata, bukan pada kuman di seberang pantai.....
Wahai
saudaraku, singkirkanlah gajah di pelupuk mata anda...!!! Kuman diseberang
pantai, biar disingkirkan oleh saudara kita yang ada diseberang pantai.....
Itulah petunjuknya...!!!
No comments:
Post a Comment