Click 3

Thursday, 22 August 2013

Terpelajar vs Terdidik



Jadi dapat kita lihat bahwa makluk mengapa lebih tinggi pencapaiannya daripada makhluk bagaimana. Dan untuk dapat mencapai derajad makhluk mengapa kita membutuhkan transfer pengetahuan dari generasi yang terdahulu.
Oleh karena itulah dibentuk sekolahan untuk melakukan transfer pengetahuan tersebut. Trasfer dilakukan dengan cara memberikan informasi tentang pengetahuan dan pemahaman yang sudah ada, baik itu teori maupun praktek.
Pengetahuan2 serta pemahaman2 yang sudah ada mengenai suatu bidang tertentu, biasanya dikumpulkan menjadi satu yang kemudian disebut dengan ilmu pengetahuan.  
Transfer ilmu pengetahuan yang dilakukan kemudian disebut dengan “pelajaran”, yaitu memberikan ajaran tentang suatu ilmu tertentu.
Tapi sayang..., sekolahan saat ini sudah kehilangan fungsi utamanya. Sekolahan bukan lagi tempat untuk belajar-mengajar. Bukan lagi tempat untuk mendapatkan dan memberikan suatu pelajaran tentang ilmu yang sudah ada.
Sekolahan sekarang hanyalah tempat untuk memberikan pendidikan.     Ya..., pendidikan yang notabene sama dengan pelatihan. Sekolahan sekarang hanyalah tempat untuk mendidik/melatih generasi2 berikutnya dengan kebiasaan, cara, dan pola pikir yang sudah ada.
Hasilnya tentu saja generasi2 yang terdidik dan terlatih, bukan terpelajar. Hasilnya adalah makhluk bagaimana, bukan makhluk mengapa....
Terdidik untuk apa...?
Bekerja...!
Terlatih untuk apa...?
Bekerja...!
Sekolahan saat ini merupakan tempat untuk mencetak tenaga kerja terdidik. Tanpa sekolah, anda tidak dapat ijazah. Tanpa ijazah, anda susah dapat kerja. Tanpa kerja, anda susah dapat duit.... tanpa duit....
Jadi siklus makhluk bagaimana hanyalah : lahir, bermain, sekolah, lulus, BEKERJA, DIBAYAR, berkeluarga, mati !!!
Intinya hanyalah uang “bekerja dan dibayar”. Tanpa itu, buat apa sekolah. Tanpa itu, akan repot berkeluarga. Tapi tanpa itu tetap akan mati..... :-)
Benarkah demikian...? Bagaimana seharusnya...? Mengapa demikian...?
Adakah diantara anda yang sekolah untuk belajar dan menuntut ilmu...?
Mengapa sekolahan yang dulunya berguna untuk mencetak makhluk mengapa yang terpelajar, sekarang jadi mencetak makhluk bagaimana yang terlatih...? Apakah ini suatu kesalahan yang tanpa disengaja, atau justru malah disengaja seperti itu...?
Pernah nonton film “3 idiots”....?
Ya, terlatih itu hanyalah seperti seekor singa yang terlatih bermain sirkus. Melompat kesana kemari karena takut dicambuk pelatihnya.
Jika terlatih hanya seperti itu, buat apa sekolah lama2....?

5 comments:

  1. Ini jalan pemikiran yang brilian. Sekolah hanya dicekoki rumus-rumus, diajar bagaimana, bukan diajar mengapa. Guru bukan lagi sebagai pendidik, tetapi sudah menjadi pengajar. Generasi yang dihasilkan adalah generasi taklit, pikirannya terfragmentasi oleh kebiasaan yang sudah ada. Mereka tidak pernah keluar kandang.

    ReplyDelete
  2. ayo saudara2 bangun dari tidur kita , mari menyadari keberadaan dunia pendidikan indonesai saat ini , sya sangat prihatin , sampai kapan ini akan berlangsung , MARI KITA MERUBAH PARADIGMA LAMA KITA ( yg hanya sekedar menjadi makhluk BAGEMANA ) DAN MENCIPTAKAN PARADIGMA BARU ( menjadi makhluk MENGAPA yg lebih cerdas ) , biar generasi penerus bangsa ini tdk smakin terpuruk ,

    ReplyDelete
  3. hilangkan kefanatikan yang hingga mendarah daging untuk mendirikan kebenarannya sendiri tanpa mau mempelajari dan membuka pola pikir yang objektif demi menemukan kebenaran yang sejati..
    itu juga demi kedamaian bersama...
    salam sejahtera MMM..

    ReplyDelete
  4. Mulailah dari diri kita sendiri..
    Didiklah hati dan kerja kita sesuai pengakuan dan janji kita.... siap ph siap transfer... siap gh siap konfir...

    ReplyDelete
  5. Bismillah...MMM LUAR BIASAAAAAA!!!!

    ReplyDelete