Dahulu, sebelum
ditemukan uang, manusia melakukan barter/ tukar menukar barang secara langsung.
Lalu manusia mulai melakukan “barter tidak langsung” menggunakan berbagai alat
tukar untuk mempermudah pertukaran barang. Berbagai barang langka dan unik
digunakan sebagai alat tukar, seperti batu yang langka, gigi buaya, kerang,
garam, bahkan bulu elang sekalipun pernah digunakan sebagai alat tukar...
Dan konsep
barang langka sebagai “penyimpan nilai/harga” masih berlaku sampai sekarang,
seperti pada berlian dan berbagai perhiasan yang kita ketahui saat ini.
Seiring
dengan berjalannya waktu & berkembangnya peradaban, emas mulai menjadi alat
tukar yang dominan, karena sifat2 yang dimilikinya. Emas merupakan logam yang
langka, mudah dibentuk, awet, dan tahan karat.
Sekitar 680
– 630 SM, di Lydia (sebuah kerajaan di Asia Minor di daerah Turki), emas mulai
dicetak menjadi koin dengan standar ukuran & berat yang sama. Sejak saat
itu, “KOIN EMAS”
yang digunakan sebagai alat tukar mulai disebut sebagai “MONEY/UANG”.
Dengan
teknologi yang ada saat itu, setiap koin dibuat dengan ukuran dan berat yang
sama, sehingga mudah dipertukarkan dan mempunyai nilai yang sama dimanapun. Koin
emas mulai menjadi sangat berguna sebagai alat ukur & alat tukar. Manusia pun
mulai bisa mengukur harga barang dan jasa dengan sejumlah koin emas.
Seiring
dengan berkembangnya peradaban dan perdagangan internasional. Maka membawa uang
dalam bentuk koin emas dalam jumlah yang banyak sangat merepotkan. Lalu
muncullah “BANK”
yang memberikan jasa untuk menyimpan koin emas kemudian memberikan “nota/ surat klaim/
sertifikat” atas penyimpanan sejumlah koin emas yang dimiliki oleh
seseorang pada Bank tersebut.
Kemudian kertas
nota/ sertifikat tersebut justru sering dipergunakan sebagai alat tukar
layaknya emas itu sendiri. Bahkan lebih mudah dan nyaman, karena ringan dan
tidak perlu menghitung satu persatu seperti jika bertransaksi dengan koin. Lalu
kertas sertifikat itu disebut sebagai “CURRENCY/MATA UANG”.
Pada
perkembangan berikutnya, Bank mulai menyimpan koin emasnya sendiri dan
menerbitkan sertifikat atas emas tersebut lalu meminjamkannya & menarik
bunga. Sehingga Bank tidak hanya mendapatkan pemasukan dari biaya penitipan
koin emas, tetapi juga mendapatkan keuntungan dari bunga atas pinjaman
sertifikat emas mereka.
Sekitar
tahun 1800an, Bank mulai menawarkan fasilitas simpanan terhadap sertifikat
emas/ mata uang kertas, yang kemudian berkembang menjadi demand deposit
(simpanan yang bisa diambil sewaktu waktu) dan time deposit (simpanan
berjangka).
Jadi,
dari perjalanan sejarah tersebut dapat kita ketahui bahwa kertas yang digunakan
untuk transaksi itu adalah “CURRENCY/MATA UANG”. Sedangkan “MONEY/UANG” adalah koin logam mulia (emas) yang
disimpan oleh Bank.
Tanpa
MONEY yang disimpan oleh BANK, maka CURRENCY tidak ada nilainya sama sekali....
Tanpa Money yang disimpan di Bank, Currency hanyalah lembaran kertas yang tidak
akan bernilai lebih dari selembar kertas, dan Masyarakat tidak akan mau
menggunakannya sebagai alat tukar...
Namun hal
itu sekarang sudah SALAH KAPRAH... karena yang diketahui sebagian besar
masyarakat saat ini adalah...
CURRENCY/MATA UANG = MONEY/UANG
Padahal sebenarnya...
CURRENCY/MATA UANG ≠ MONEY/UANG
Ibarat
anda memasukkan baju anda ke laundry, maka anda akan mendapatkan nota atas baju
yang anda laundry tersebut. Nota tersebut hanyalah kertas yang menyatakan bahwa
anda yang memiliki baju tersebut.... Nota itu sendiri tidak akan ada nilainya
tanpa baju anda. Jadi, yang mempunyai nilai sebenarnya adalah baju anda, bukan
nota anda... Nota tersebut hanyalah selembar kertas yang menyatakan bahwa anda
yang memiliki baju tersebut...
Begitu pula currency, itu hanyalah nota atas money... mata uang
hanyalah lembaran kertas, mata uang bukanlah uang..., uang yang sesungguhnya
adalah emas... Mata uang kertas hanyalah
nota yang menyatakan bahwa si pemegang nota tersebut memiliki sejumlah emas
yang disimpan di Bank yang menerbitkan nota tersebut...
Anda
dapat mengetahui perbedaan & persamaan Money vs Currency DISINI.
Salah
kaprah tersebut muncul karena generasi Masyarakat berikutnya, tanpa disadari
berpola pikir seperti “pola pikir monyet dalamkandang penelitian”... pola pikir
yang hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh generasi sebelumnya...
Ya... kita
mempercayai begitu saja bahwa mata uang kertas itu adalah sesuatu yang benar2
bernilai dan berharga, hanya karena kita melihat generasi2 sebelum kita
melakukan transaksi dengan kertas tersebut. Hingga hari inipun kita masih
mempercayai bahwa kertas tersebut adalah sesuatu yang sangat bernilai... Dan kita semua bekerja, hanya untuk
mendapatkan kertas tersebut...!!! Bahkan ada yang rela melakukan apapun demi
mendapatkan kertas tersebut...!!!
Kita
mengikutinya karena kita semua sudah menganggap hal itu sebagai suatu kebenaran
tanpa mempertanyakannya sama sekali..., apakah “currency” yang kita gunakan
saat ini merupakan sertifikat atas “money” (emas yang disimpan di Bank)...?
Atau hanya benar2 selembar kertas yang bisa di print begitu saja tanpa batas
oleh Bank tanpa perlu mereka memiliki emas sebagai backup nilai yang sesungguhnya...?
Tanpa
disadari, kita sudah terjebak dalam sistem keuangan yang merugikan kita. Kita
sudah membenarkan kebiasaan, bukan membiasakan kebenaran... Karena ternyata...,
currency yang kita gunakan saat ini hanyalah lembaran kertas yang diprint oleh
pihak Bank tanpa batas... Bahkan dengan teknologi sekarang, currency tersebut
hanya berupa angka digital dalam komputer perbankan...
Tanpa disadari... kita semua sudah menjadi budak dari kertas &
angka digital tersebut...!!! Lebih
tepatnya, kita sudah menjadi budak dari mereka yang ngeprint kertas &
ngetik angka digital tersebut...!!!
Currency
yang ada di dunia saat ini bukanlah nota/ sertifikat atas emas lagi. Ya...
currency saat ini tidak dibackup dengan emas sama sekali... Dan pada dasarnya, Bank
bisa menciptakannya tanpa batas, baik kertas maupun digital... Bahkan, sekitar
90% Rupiah yang ada dalam peredaran saat ini hanya berupa angka digital yang hanya
ada dalam komputer perbankan, sisanya yang sekitar 10% mempunyai bentuk fisik
kertas maupun koin... Pada pembahasan Rupiah
nanti, anda akan melihat data tersebut...
:-)
Dan sebagian
besar Masyarakat kita saat ini benar2 mempercayai bahwa mata uang kertas itu
benar2 sesuatu yang bernilai dan berharga... Namun, sebenarnya yang membuat kertas tersebut
bernilai dan berharga adalah KEPERCAYAAN MASYARAKAT
atas mata uang kertas tersebut....
Tanpa kepercayaan Masyarakat, maka mata uang
kertas itu tidak ada nilainya... hanyalah selembar kertas biasa yang tidak akan
lebih nilainya dari selembar kertas...!!!
Apalagi jika mata uang digital... adakah nilainya...???
Kepercayaan
Masyarakat atas mata uang kertas & digital inilah yang dimanipulasi oleh
para Bankir internasional untuk memperbudak dan menipu Masyarakat selama
ini.... Ya, tanpa disadari kita semua sudah menjadi budak dari mereka yang
ngeprint angka kertas & ngetik angka digital tersebut...!!!
Pekerjaan
yang kita lakukan selama ini, pastilah untuk mendapatkan angka
tersebut...!!! Kita bersekolahpun hanya
untuk mendapatkan ijazah, yang merupakan tiket untuk mencari pekerjaan agar
mendapatkan angka kertas & digital tersebut...!!! Tanpa mendapatkan tiket tersebut, apakah anda
masih mau bersekolah...??? :-)
Kepercayaan
kita inilah yang selama ini mereka manfaatkan untuk melakukan fraud & scam
atas kita semua... Dan mereka terus
melakukannya hingga hari ini & nanti, demi keserakahan mereka....
kalo di Indonesia bukannya Rupiah dibackup sama emas ya gan...?
ReplyDeletesaya pernah ke Museum Bank Indonesia ada banyak emasnya di dalem... :) hehe
kan BI ada auditornya juga kan gan..?
emas yang disimpan di BI bukanlah backup atas rupiah, melainkan sebagai cadangan devisa.
Deletejika rupiah adalah mata uang yang dijamin dengan emas, maka pastilah masyarakat bisa menukarkan rupiah dengan emas ke bank, karena kertas rupiah yang dibackup emas merupakan sertifikat/nota atas emas yang disimpan di bank. selain itu, harga emas pastilah tetap, tidak terpengaruh permintaan & penawaran.
misal, ditetapkan bahwa 1000 rupiah = 1 kg emas. ini berarti 1 kg emas, harganya 1000 rupiah. dan, setiap BI mencetak 1000 rupiah, maka pastilah menyimpan emas 1 kg. sehingga harga emas dipasaran pun tetap, yaitu 1000 rupiah per kg. Dan masyarakat yang memiliki kertas rupiah senilai 1000 rupiah bisa menukarkannya dengan emas seberat 1 kg di bank.
Selain itu jumlah uang dalam peredaran pun relatif tetap & tidak naik secara signifikan. Karena dibatasi oleh jumlah emas yang dimiliki oleh BI. Namun kenyataannya jumlah rupiah dalam peredaran terus meningkat secara signifikan dengan trend yang cenderung eksponensial...
demikian.
dari pernyataan anda ini coba ditinjau ulang lagi contoh yang anda berikan tentang laundry gan,, trus dasar teori apa yang anda punya sampe akhirnya bisa membuat artikel kaya gini? thx
Deleteklo benar rupiah di backup dgn emas tentunya harus tersedia banyak gudang emas di indonesia
DeleteMasukkan yang sangat menarik gan, tapi boleh tanya sedikit mengenai bagaimana kaitannya dengan inflasi?? seperti yang kita tahu bahwa inflasi bisa dibilang merupakan salah satu akibat banyaknya peredaran mata uang di masyarakat. jika hal ini dapat berdampak buruk bagaimana mungkin bank bisa seenaknya mencetak mata uang untuk masyarakat. bisa bantu penjelasannya gan?
ReplyDeleteoleh karena itulah, dalam sistem uang hutang terjadi suatu paradoks gan, BI sebagai bank sentral yang katanya tugas utamanya adalah menjaga kestabilan nilai rupiah justru terus meningkatkan jumlah uang dalam peredaran yang menyebabkan inflasi. karena jika jumlah uang dalam peredaran tidak meningkat, maka tidak akan ada lagi uang dalam peredaran untuk membayar hutang. sejak pertama kali didirikan, BI tidak pernah berhasil menjaga kestabilan nilai rupiah, yang terjadi adalah inflasi abadi.... :-)
Deletemeskipun memang BI punya aturan internal dalam mencetak uang, agar inflasi yang terjadi tidak membuat rakyat berteriak-teriak....
tapi tetap saja kan, suatu sistem yang tidak fair, pihak bank tinggal mencetak uang lalu dihutangkan kepada pemerintah & masyarakat, sedangkan masyarakat/rakyat harus bekerja keras untuk mendapatkan uang tersebut...
Sedikit yang saya ketahui tentang Rupiah. Kemungkinan besar memang benar telah terjadi inflasi abadi terhadap Rupiah. Dimana yang saya tahu bahwa Indonesia sudah pernah merubah/menghilangkan/memgurangi angka nolnya. Pemerintah juga telah berencan untuk merubah kembali mata uang Rupiah dari Rp. 1000,- menjadi Rp. 1,-. Hal tersebut sangat-sangat jelas menunjukkan terjadinya inflasi abadi sepanjang masa. Karena inflasi yang terjadi tak kunjung terselesaikan. Bukan nilai mata uang yang menjadi meningkat, hanya tipu daya para bankir untuk menutupi inflasi yang tak kunjung membaik. Thanks.
DeleteSalam kenal Mas .... wuih hebat banget informasinya, makanya sy copas dan sebarkan di FB, mohon maaf barusan masih belum disebutkan sumbernya, nanti deh mau di edit lagi dan akan saya sebutkan sumbernya dari Mas Heri> Oh ya bagaimana nih ... saya daftarnya upline saya di luar negeri? apakah boleh saya minta bimbingan Mas Heri? ataukah saya harus daftar lagituk berikutnya ke Mas Heri aja> Mohon petunjuknya> Saya pengen maju seperti Mas Heri. Ini Hp sya 087880306353 atau BB Pin 321BF69E. Mohon maklumnya dantermkasih.
ReplyDeletemaaf mz dodi, baru bisa balas.
Deletejika ada pertanyaan anda bisa sms/WA ke 081805961626
Terus bagaimana dong mas Heri? Saya jadi bingung. Kalo kita tidak mau diperbudak oleh bankir2 pembuat uang kita harus bagaimana? Adakah alternatif pengganti uang kertas yang kita gunakan sekarang? Apakah kita harus kembali ke perdagangan masa lalu dengan sistem barter? Ataukah kita harus kembali menggunakan emas sebagai alat tukar? Apa kira2 solusinya mas? Maaf banyak tanya. Saya masih shock baru tahu kalo kita ternyata telah ditipu habis2an oleh bankir2 pembuat uang...
ReplyDeletesolusinya adalah reformasi sistem keuangan secara mendasar mas....
Deletedan hal itu saat ini ditawarkan oleh sistem MMM ini, dimana saat ini baru pada langkah awal, yaitu memanfaatkan sarana & prasarana sistem keuangan yang sudah dimiliki oleh perbankan untuk memeratakan kesejahteraan dan kemudian melangkah ke tahap berikutnya.... yaitu merubah sistem uang hutang menjadi sistem uang bantuan...!!!
jika anda belum bergabung, silahkan anda pelajari sistem MMM secara seksama & bergabunglah.... :-)
salam kenal mas nama saya rizal
Deletejadi dengan adanya sistem tersebut kita ganti istilah hutang dengan kata membantu?jika seseorang yang kita bantu tidak bisa membayar hutangnya maka kita harus mekikhlaskan bantuan atau uang pinjaman yang kita berikan,??
bagus jg ni bang tentang revormasi perombakan sistem keuangan.
ReplyDeletesaya sangat sepakat dengan bantu membantu yang di katakanta, karna persoalan perputaran uang yang tak akan habis2 nya, dalam jumlam memberi maupun menerima,,
HIDUP MMM...:-)
mungkin sistem kebodohan ini yang membuat kertas rupiah kalah dengan kertas dolar, pdhl sama2 kertas.
ReplyDeletepunya kertas belum tentu punya emas, tp bila punya emas mudah tuk jadikan kertas...
Semoga kita semua bisa lepas dr sistem riba uang hutang di negara kita ini... MMM mantappp...!!! Long Live..
ReplyDeletelama-lama uang yg kita sebut sebagai kertas dan dalam bentuk dgital tidak ada gunanya lagi dan kembali ke barter
ReplyDeletesemua yang diciptakan manusia pastinya ada kelemahannya, dan Mavrodi ini sdh menemukan kelemahan uang itu sendiri, dan kini ia menunjukkan pada msyarakat umum
ReplyDeletesemoga selamat sampai akhirat......
ReplyDeleteDari mana dasar mengenai pernyataan "currency saat ini tidak dibackup dengan emas sama sekali" apakah ada bukti bahwa BI tidak memiliki emas sebagai sebagai backup atas keluarnya rupiah?
ReplyDeletemaaf. awalnya rupiah dihitung dengan emas juga ya? berapa emas banding berapa rupiah?? sy pernah baca tpi lupa sumbernya. bisa kasih tahu? thks
ReplyDeletesemoga sistem keungan yg di ciptakan MR, SErgey Mavrodi,,,,akan selalu long live,,,,,,,
ReplyDeleteSeperti dilansir, bahwa emas menjadi money/uang itu bertahap dari benda2 berharga dan langka sebelumnya seperti kerang sampai bulu elang. Pada dasarnya kita bertransaksi itu ya barter, misal untuk 1 kg beras dengan 10 kg garam atau 1 kg beras dengan 10 jam berkerja di sawah. Artinya dari setiap komoditas itu ialah barang dagangan termasuk logam dan batu mulia hasil alam yang berharga karena dirinya dan langka. Lalu timbulah pada masanya suatu kesepakatan akan suatu alat tukar bersama (yakni emas) yang pada notabenenya suatu alat turkar itu bisa apa saja dan sekaligus bisa sebagai komoditi (barang yang layak dagang). Saya tidak memungkiri jikalau ada penyimpangan pada sistem keuangan sehingga dengan cara jeratan hutang dan ketergantungan dimanfaatkan untuk penguasaan pada orang lain dengan tidak bertanggung jawab dan adil misalnya. Namun jika alasannya keuangan dengan mata uang itu keliru hanya karena tidak menggunakan standar emas juga saya kurang sepaham, selain kebutuhan akan emas bukan hanya saja selain untuk hal2 yang konvensional seperti simpanan, perhiasan juga (bisa sebagai) alat tukar melainkan sudah menjadi barang kebutuhan industri seperti industri komputer (chipset) dan kabel (emas konduktor terbaik). Jadi dengan transaksi keuangan yang beragam jenisnya dan dengan volume yg unlimited seperti sekarang dengan keterbatasan atas jumlah emas itu sendiri (produksi emas, tambang emas) menjadi sangat tidak relevan. Jadi apa yang dianggap sebagai jaminan aset atas nilai mata uang ya gak melulu emas, bisa yang lainnya seperti cadangan gas, minyak bumi, devisa, obligasi, dll (dalam hal ini saya juga kurang paham untuk jenis aset berharga apa saja yang bisa dijaminkan atas nilai mata uang). Atas dasar itulah BI misalnya dalam konteks ini menerbitkan nilai mata uang, makanya kita pun juga akhirnya dikenalkan dengan istilah inflasi, devlasi dan sebagainya. Begitulah kiranya...
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePembahasan ini sangat menarik, dan sangat masuk akal. Namun menurut saya ada baiknya topik spt ini ttp dijaga low profile. Disaat keadaan MMM dipandang negatif oleh pemerintah, hal2 spt ini mudah sekali diarahkan ke tindakan makar wkwkw. Dampaknya tentu ke mmm sndiri, sy rasa kta smua yg ada di mmm ada krn mmm bisa mnjadi instrumen keuangan yg jelas dan lebih baik dr yg lain. Dan biarkan ttp spt itu. Soal reformasi keuangan global ..klo menurut saya sih penting, tp rasanya bukan tugas rakyat biasa sp kita, apalagi yg ada di mmm ini tuk mendapatkan cuan nya ya toh. Lagi pula butuh kehancuran sistem keuangan global dulu rasanya baru mungkin bisa terjadi revolusi keuangan global. Jadi, topik2 bgini jgn jdi sampai di pandang menghasut, pembetontak dll, apa lagi satu page dgn page MMM. Kta ada di MMM utk mendapatkan hasil minimal 30% that's it. Bukan utk melakukan reformasi keuangan. IMHO
ReplyDeleteTrus ada yg bisa jawab keuntungan 30% dari mana ??
ReplyDeleteYg mmbantu kan ?? Trus yg membantu mau dapet 30 persen lagi..?? Dari mana lagi uangnya ?? Jelas2 ini gak ada akad nya masih sj di lakoni. Produkxa mana ?? Emas nya mana ??
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteini sulit,. . . untuk mengetahui jawaban yang sebenarnya kita harus cari informasinya dari orang orang yang sudah profesional di bidang ini,.
ReplyDeletenamun menurut saya semua ini pasti ada permainan yang menguntungkan satu pihak,. karna yang namanya manusia itu pasti kan berbuat sesuatu yang kan menguntungkannya walau seakan dia membantu namun nyatanya itu malah sebaliknya karna yang namanya manusia itu memiliki nafsu terutama serakah,. . dan mereka akan melakukan hal apapun tuk mengapainya,. . seperti halna pepimpin negara,. . anggota bank, anggota TNI / Polisi sebagai jendral dll atau organisasi organisasi lainnya yang di situ ada manusia pastilah di situ ada permainan yang saling menguntungkan di dalam suatu komunitas itu atau individunya, karna yang namanya manusia itu tempatnya salah,. . sepintar pintar nya manusia ntah nilai matematika nya 100 , bhs inggris 100, bhs jawa, indonesia, jepang, IPS , IPA (Fisika/Biologi) dll semuanya seratus,. namun jika di uji keimanannya belum tentu kan mendapatkan nilai 100,. maka Nabi Muhammad SWT Pun bersabda : Kepintaran yang sebenarnya adalah orang orang yang selamat di dunia dan akhirat.
Jadi Di setiap Perbuatan pastilah ada konsekuensinya.
ReplyDeleteSekali lagi Hanya Tuhan yang mengerti sebenarnya ,. . yang kita anggap salah, bisa jadi itu yang benar dan yang kita anggap itu benar, bisa jadi pula itu yang salah,. .
seperti ketika kita telah berdo'a kepada Tuhan " Ya Allah Berikanlah Aku Yang Terbaik Menurut-Mu"
Lalu Allah Menjawab do'anya,.
Dan konsekuensinya kita harus beranggapan baik terus kepada Allah karna apapun yang Allah berikan pastilah itu yang terbaik,. walau kau minta kaya sekalipun jikalau miskin yg terbaik buatmu supaya dengan keadaan itu maka kau kan selalu senang tyasa terus meminta / berdo'a kpda Allah otomatis kamu hidup kan selalu mengingat Allah,. tapi lain jika Allah mengabulkan permintaan mu itu supaya menjadi kaya ,. . bisa jadi dengan kekayaan itu lama kelamaan kau lupa dan tidak lagi berdo'a kepada-Nya,
Jadi apapun alasanya Allah Pasti Berikan Yang Terbaik Buat kita semua,. . dan di dalam masalah ini,. . . Allah pasti memiliki rencana lain,. .
Hanya Allah yang tau smile emotikon
dan hakikat manusia itu adalah berusaha yang terbaik,..
maka sebentar lagi akan ada golongan baru yang kan merubah negara indonesia menajadi baik,. atau bahkan dunia sekalipun. . dan ini adalah salah satunya,,.. salah satu tanda kebenaran akan datang dan mengalahkan semua kebohongan yang sudah merajalela. Dan disini aku pun tak diam seperti patung,. dari situ pun inspirasi ku tercipta tuk membangun Komunitas baru yang kan menghancurkan keuangan di indonesia dan mempersatukan indonesia seperti sedia kala dengan rasa kebersamaan dan persatuan yang tinggi ,.. saling mempercayai , saling membantu dan semua buat kepentingan bersama karna dengan bersama kita bisa berbuat banyak,.. dan semua itu kan tercipta di Komunitas Yang Ku Ciptakan dengan 3 Gelombang Perubahan Yaitu :
ReplyDelete1. SOC (Shadow Of Community)
2. TOC (True Of Community)
3. EOC (Eternal Of Community)
yang semua community itu memiliki peran/tujuan masing masing,. dan gelombang itu kan meningkat sesuai perubahan di negara indonesia di suatu wilayah untuk menuju ke gelombang yang selanjutnya,.
dan sekali lagi akan dasar dari semua terciptanya komunitas itu bukan semata mata karna uang namun semua itu untuk perubahan mindset pemikiran dari masing" orang supaya mereka mengerti akan yang sebenarnya.. menjadikan orang orang itu memiliki niat untuk hidup yang bernilai positif buat orang banyak, bukan malah bertujuan menjadi orang yang sukses,. karna sukses namun ga bernilai yha sama aja bohong,
Inti dari segala Inti :
Saat Ini fana. . . selanjutnya adalah yang sebenarnya. . .
Bukalah Fikiranmu dan Pahamilah. . .
Lalu. . buatlah kesimpulan Bahwa Apapun yang kau lakukan semata mata hanya karna Allah SWT Sang Pencipta Segalanya.
Menjadi alasan tak ada yang rugi
Bukankah anda percaya bahwa suatu saat nanti Islam Di dunia ini akan bersatu serentak tuk melawan musuh yang tak memiliki perasaan.
Jikalau persatuan itu bukan dari kita lalu dari siapa lagi ?
Lihatlah dan tunggu tanggal mainnya ku harap anda suatu saat nanti kan terbuka bagi kami menyapa dengan senyuman smile emotikon